Seringkali kita mendengar istilah atmosfer. Kita
mengetahui bahwa atmosfer berada di angkasa luar,menyelubungi bumi. Atmosfer
berasal dari kata atmos yang berarti
uap dan sphaira yang artinya adalah
bola bumi. Sehingga dapat disimpulkan atmosfer adalah lapisan udara yang
menyelubungi bumi. Lapisan atmosfer merupakan campusan atas berbagai unsure
yang diantaranya Nitrogen (N2 )
= 78% ,Oksigen (O2) = 21%
,Argon (Ar) = 0,9% ,Karbondioksida = 0,3 % dan unsure-unsur
lainnya seperti Neon (Ne) , Helium (He), Ozon (O3), Hidrogen
(H2), Krypton (Kr), Metana (CH4), dan Xenon (Xe) sebanyak 0,1%.
Atmosfer memiliki sifat-sifat tertentu seperti:
1. Tidak
dapat di lihat, di raba, tidak memiliki
warna juga tidak berbau.
2. Atmosfer
memiliki berat sehingga dapat menyebabkan tekanan.
3. Dinamis
dan elastis sehingga mudah mengkerut dan mengembang.
Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan maksud
tertentu. Termasuk atmosfer yang Tuhan ciptakan dengan fungsi tertentu. Fungsi
atmosfer tersebut yaitu :
1. Atmosfer
merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di bumi. Karena didalam atmosfer
terkandung unsur Oksigen (O2)
yang sangat berguna bagi pernafasan makhluk hidup.
2. Atmosfer
merupakan perisai bumi karena atmosfer menjaga bumi dari gangguan benda-benda
angkasa seperti meteor.
3. Atmosfer
dapat membantu sarana telekomunikasi karena atmosfer dapat memantulkan
gelombang radio.
4. Atmosfer
dapat dijadikan sebagai alat transportasi yaitu alat transportasi udara seperti
pesawat, helikopter, roket dll.
5. Atmosfer
merupakan penstabil suhu bumi.
Setelah kita mengetahui fungsi atmosfer itu sendiri,
kita dapat sadari bahwa atmosfer sangat penting dalam kehidupan kita. Sehingga
kita semua harus tetap menjaga keselarasan atmosfer yang menyelubungi bumi.
A.
LAPISAN
ATMOSFER
Gas-gas tersebut terkumpul dalam atmosfer, memiliki
sifat,karakteristik dan fungsinya sendiri sehingga menjadi lapisan-lapisan
atmosfer. Lapisan udara secara vertikal terdiri dari troposfer, stratosfer,
mesosfer, thermosfer. Sedangkan secara horizontal hanya berada pada lapisan
troposfer.
1.
Troposfer
Merupakan lapisan paling bawah pada
atmosfer. Ketinggiannya antara 0-8 km di kutub sedangkan di daerah khatulistiwa
mencapai 0-19 km. Suhu udara akan semakin menurun hingga mencapai -60oC
seiring bertambahnya ketinggian. Lapisan ini merupakan tempat terjadinya
cuaca dan merupakan lapisan paling penting karena berhubungan langsung dengan
permukaan bumi. Di lapisan troposfer terdapat lapisan secara horizontal yakni :
a.
Lapisan udara dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan
bumi. Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik
muka bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan
lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim
mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam
tanah.
b.
Lapisan udara bawah
Lapisan udara ini dinamakan juga
lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag, planetary boundary layer).
Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung berbagai perubahan suhu
udara dan juga menentukan iklim.
c.
Lapisan udara adveksi (Gerakan
mendatar)
Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan
awan, yang tebalnya 2 – 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar
lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di
sini mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah.
d.
Lapisan Tropopouse
Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan
stratosfer terletak antara 8 – 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada
lapisan ini terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni antara – 46° C
sampai – 80o° C pada musim panas dan antara – 57° C sampai – 83° C pada
musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang
menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi,
karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan
kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju,
hujan es).
2.
Statosfer
Lapisan diatas troposfer ini terdapat pada ketinggian
16-50 km. Suhu di statosfer meningkat seiring kenaikan ketinggiannya. Antara
lapisan stratosfer dan mesosfer dipisahkan oleh lapisan stratopause. Di lapisan
ini pula terdapat konsentrasi ozon. Suhu meningkat disebabkan adanya serapan
radiasi matahari oleh ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya.
3.
Mesosfer
Lapisan ini terletak pada ketinggian 50-80 km. Suhu
di lapisan ini akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya
mula-mula naik, tetapi kemudian turun dan mencapai -72°C di ketinggian 75 km.
Dengan rendahnya suhu maka lapisan ini mampu membakar dan mengurai meteor yang
masuk ke bumi.
4.
Thermosfer
Terletak pada ketinggian 80 – 500 km. Pada lapisan
ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juda disebut
lapisan ionosfer. Lapisan ionosfer juga dapat memantulkan gelombang radio
sebagai alat komunikasi di bumi.
5.
Eksosfer
Lapisan ini terdapat pada ketinggian 500 km hingga
mencapai luar angkasa. Kandungan gas utamanya adalah hydrogen. Suhu meningkat
seiring meningkatnya ketinggian. Di lapisan ini terdapat sabuk van-allen yang
berasal dari inti bumi yang menghasilkan medan magnet. Sehingga medan magnet
ini membentuk suatu lapisan penangkal radiasi matahari.
B.
UNSUR-UNSUR
CUACA DAN IKLIM
Cuaca merupakan suatu keadaan udara suatu wilayah
dengan cakupan wilayah yang sempit dan waktunya yang singkat. Sedangkan iklim
merupakan suatu keadaan udara suatu wilayah dengan cakupan wilayah yang luas
dan waktu yang relatif lama.
Unsur-unsur dari cuaca dan iklim antara lain :
1)
Suhu
Suhu merupakan derajat untuk menentukan panas
dingin
suatu benda. Suhu dapat diukur dengan alat yang disebut thermometer. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara di muka
bumi yaitu :
a. Letak
astronomis
Letak astronomis sangat mempengaruhi suhu pada suatu
wilayah. Letak astronomis ini dapat menentukan lama penyinaran dan sudut datang
matahari pada suatu wilayah. Gerak semu tahunan matahari contohnya, yaitu gerak
perjalanan matahari dari arah Barat ke Timur dalam waktu
satu tahun (365,2425 hari) untuk sekali putaran. Penyebab gerak semu tahunan
matahari disebakan oleh revolusi bumi. Gerak semu tahunan
matahari ini menyebabkan suatu daerah yang posisinya tepat berada di hadapan
matahari mendapat penyinaran yang banyak sedangkan daerah lain hanya mendapat
sedikit atau bahkan tidak mendapat sinar matahari.
Dengan perbedaan letak astronomis ini dan diakibatkan
gerak semu tahunan matahari, daerah yang berada di lintang 0o akan
mendapat sinar matahari sepanjang tahun, daerah di lintang 231/2, 40o,60o
terkadang mendapat banyak sinar matahari terkadang hanya sedikit, daerah kutub
akan mendapat sinar matahari hanya pada waktu tertentu.
Pemanasan ini dapat terjadi secara langsung yaitu
oleh matahari, juga dapat terjadi secara tidak langsung melalui :
a)
Konveksi
Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara
vertikal ke atas.
b)
Adveksi
Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara
yang horizontal (mendatar).
c)
Turbulensi
Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak
udara yang tidak teratur dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas
yang dipantulkan kembali ke atmosfer.
d)
Konduksi
Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari
pada lapisan udara bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan
panas pada lapisan udara di atasnya.
b.
Relief
Bentuk muka bumi yang tidak rata menyebabkan
suhu di bumi berbeda-beda pada tiap reliefnya. Di dataran tinggi suhu relatif
rendah karena semakin tinggi suatu daerah semakin tinggi tekanan sehingga suhu
menurun. Sedangkan di dataran rendah suhu relatif tinggi karena tekanannya
rendah.
c.
Keadaan di permukaan bumi
Keadaan di permukaan bumi dapat mempengaruhi
suhu. Misalnya didaerah yang tidak terdapat pepohonan seperti gurun, maka
keadaan pada siang hari akan jauh lebih panas disbanding daerah hutan yang
ditumbuhi banyak pepohonan.
d.
Jarak dari laut
Air lebih cenderung untuk menerima panas sedangan
lebih sulit untuk melepaskan panas. Dengan demikian suatu daerah yang lebih
dekat dengan lautan maka suhu udaranya lebih panas dibanding dengan daerah yang
jauh dari lautan.
e.
Derajat pengawanan
Daerah yang tertutupi awan saat siang hari
mendapat suhu yang rendah, karena sinar matahari tidak secara langsung
menyinari daerah tersebut. Akan tetapi daerah yang tertutupi awan saat malam
hari akan terasa panas, karena pada saat malam bumi akan mengeluarkan panas
yang saat disiang hari di serapnya. Jika terdapat awan maka panas itu akan
dipantulkan kembali ke bumi.
2) Tekanan udara
Tekanan udara adalah massa udara diatas suatu
wilayah. Tekanan udara terjadi karena molekul-molekul udara pada suatu kolom
mengalami gaya berat akibat adanya gaya tarik bumi. Tekanan udara berbeda pada
setiap tempat tergantung pada intensitas atau lama penyinaran matahari,
ketinggian, dan letak lintang suatu tempat. Alat ukurnya ialah barometer dan satuannya adalah bar.
1 atm = 76 cmHg = 1,013 bar
|
3) Keadaan awan
Awan adalah kumpulan partikel air yang tampak di
atmosfer. Partikel air ini adalah hasil penguapan dari air yang berada di
permukaan bumi. Setelah menguap maka pada ketinggian tertentu air tersebut
mengalami pengembunan atau Kondensasi
yaitu saling-gabungnya partikel uap air pada debu (inti kondensasi) sehingga
menghasilkan setetes air. Kondensasi akan terjadi pada udara yang mengalami
debu, asap, garam laut.
Jenis-jenis awan menurut bentuknya :
1.
Awan Cumuloformis
Awan
yang memiliki bentuk bergumpal-gumpal ssehingga memungkinkan awan ini memiliki
ketinggian dasar yang rendah dan tinggi puncak yang menjulang tinggi.
Gambar
awan Cumulus
Gambar
awan Cumulonimbus
2.
Awan stratoformis
Awan
yang berbentuk lembaran atau lapisan yang merata dan cenderung homogen. Awan
ini tidak memiliki tinggi puncak awan karena lapisan atas awan ini sulit
diketahui ketinggiannya akibat terturup lapisan dibawahnya.
Dalam
awan-awan konvektif seperti awan cumulonimbus terjadi proses dinamika awan yang
berupa arus updraft dab downdraft yang sering kali membahayakan kegiatan
penerbangan, oleh karena itulah pengamatan tentang adanya awan jenis ini sangat
diperlukan.
Kandungan
pada awan didominasi uap air dalam keadaan yang jenuh (RH>95%) kecuali pada
awan-awan tinggi dan puncak awan cumulonimbus (berlandasan) yang didominasi
oleh kristal-kristal es.
Gambar
awan stratus
Menurut
ketinggian :
a.
Stratus : terdapat
pada ketinggian 2 km. Jenisnya terdapat
strato cumulus, lalu stratus, hingga nimbostratus.
b.
Alto : terdapat pada ketinggian 2-6 km. Jenisnya terdapat
altostratus dan altocumulus.
c.
Cirrus : terdapat pada ketinggian 6 km keatas. Jenisnya
terdapat cirrocumulus, cirrostratus, dan cirrus.
d.
Cumulus : awan ini merupakan awan mendatar. Terdapat pada
ketinggian 2-5 km. Jenisnya terdapat cumulus dan cumulonimbus yaitu awan yang
menurunkan hujan.
4) Kelembaban udara
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air di udara. Kelembaban
mutlak ialah besarnya uap air maksimum yang dapat ditampung dalam suhu
tertentu. Sedangkan kelembaban nisbi ialah perbandingan uap air actual terhadap
uap air maksimum yang mungkin terjadi pada suhu tertentu. Kelembaban nisbi
dapat ditulis dengan rumus :
Keterangan :
RH : kelembaban nisbi
e : uap air actual
E : uap air maksimum
5) Curah hujan
Hujan adalah curahan butiran air dari atmosfer
sampai ke permukaan bumi, bair berbentu cair maupun es. Butiran air ini berasal
dari uap air yang mengalami pengembunan atau kondensasi.
Jenis-jenis hujan :
a.
Hujan orografis
Proses hujan in iterjadi karena awan yang
membawa hujan diarak oleh angin dari bagian permukaan bumi yang rendah menaiki
lereng gunung atau pegunungan. Pada ketinggian tertentu, uap air mengalami
kondensasi dan terjadilah hujan pada daerah lereng gunung. Namun setelah awan
tersebut mengeluarkan uap air, awan tersebut menjadi kosong sehingga saat
mencapai lereng bayangan hujan, awan tersebut membawa udara kering.
b. Hujan
zenital
Hujan ini terjadi karena massa udara yang panas
membumbung ke atas. Massa udara yang mengandung uap air ini setelah sampai pada
lapisan atas, suhunya menjadi turun dan terjadilah kondensasi dan menjadikannya
awan cumulus atau cumulonimbus. Seiring waktu penguapan terjadi semakin besar
dan terjadilah hujan. Proses ini sering terjadi di daerah khatulistiwa.
c. Hujan
frontal
Terjadi akibat adanya pertemuan antara massa udara
panas dan massa udara dingin. Massa udara
yang panas akan naik seperti menaiki lereng terhadap massa udara yang dingin. Uap
air yang dibawahnya mengalami pengembunan akibat diturunkan oleh udara bersuhu
dingin sehingga terjadilah hujan frontal. Hujan ini terjadi pada bagian lingkar
kutub bumi.
6)
Angin
Angin adalah udara yang bergerak karena rotasi
bumi dan adanya perbedaan tekanan udara satu tempat dengan tempat lainnya. Angin
bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Jenis-jenis angin diantaranya :
a. Angin
Global
-
Angin
passat: karena ada daerah yang tekanan udaranya selalu lebih tinggi daripada
tekanan udara di skitar khatulistiwa. Juga angin ini di belokan karena adanya Gaya Coriotis. Akibatnya di belahan bumi
utara, angin akan menyerong ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan, angin
akan menyerong ke kiri.
-
Angin
musson: angin yang terjadi karena adanya perbedaan panas di daratan (benua)
yang berbeda. Angin ini terbagi menjadi dua yaitu angin muson barat yang
mendatangkan musim hujan dari Asia dan angin muson timur yang mendatangkan
musim kemarau dari Australia.
b. Angin
Lokal
-
Angin darat dan angin laut
Angin ini terjadi di
daerah pesisir. Diakibatkan karena perbedaan tekanan sesaat. Air tidak mudah
panas saat siang hari namun daratan mudah sekali untuk panas. Sehingga angin
bergerak dari laut yang relatif bersuhu rendah menuju daratan yang bersuhu
tinggi. Angin ini disebut angin laut yang terjadi pada siang hari. Begitu pula
angin darat, karena daratan lebih mudah dingin sedangkan laut lebih lamban
sehingga angin bergerak dari darat menuju laut.
-
Angin lembah dan angin gunung
Pada saat siang, lereng
gunung menghadap langsung sinar matahari sehingga suhunya tinggi. Sedangkan lembah
akan lebih dingin udaranya maka angin akan bergerak dari lembah menuju lereng
gunung (angin lembah). Pada malam hari, lereng gunung sangat cepat melepas
panas dan daerah lembah lambat melepas panas. Sehingga udara bergerak dari
lereng karena bersuhu rendah ke lembah (angin gunung)
c. Angin
Siklon dan Antisiklon
Siklon merupakan
angin yang masuk ke daerah pusat tekanan rendah (daerah depresi) yang
dikelilingi oleh wilayah-wilayah pusat tekanan tinggi kemudian berputar
mengelilingi garis-garis isobar. Sedangkan antisiklon
merupakan angin yang bergerak keluar dari daerah pusat tekanan tinggi berputar
mengelilingi garisgaris isobar menuju daerah-daerah tekanan rendah di
sekitarnya.
C. IKLIM
1. Iklim
Matahari
Klasifikasi iklim ini didasarkan pada banyak sedikitnya
sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Wilayah yang lintangnya
tinggi hanya mendapat sedikit sinar matahari disbanding wilayah yang berlintang
rendah.
a) Iklim
tropis : terletak pada lintang 0o sampai 231/2o LU
LS. Mencakup seluruh bagian Bumi yang dalam setahun mengalami dua kali saat
Matahari tepat berada di atas kepala (di utara GBU dan di selatan GBS Matahari
tidak pernah mencapai ketinggian 90° atau tepat di atas kepala). Karakteristik nya ialah :
·
Suhu
udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara
antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai
30°C.\
·
Amplitudo
suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 – 5°C, sedangkan
ampitudo hariannya lebih besar.
·
Tekanan
udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
·
Hujan
banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.
b) Iklim
Sub-tropis : terletak pada lintang 231/2o
– 40o LU dan 231/2o
– 35o LS. Daerah ini memiliki 4 musim yaitu, musim panas, musim
dingin, musim semi, dan musim gugur.
Ciri-cirinya:
·
Batas yang tegas tidak dapat
ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim
sedang.
·
Terdapat empat musim, yaitu musim
panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak
terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas.
·
Suhu sepanjang tahun menyenangkan.
Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
·
Daerah sub tropis yang musim
hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim
Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering
disebut daerah iklim Tiongkok.
c)
Iklim sedang : terletak pada lintang
40o – 601/2o LU dan 35o
-661/2 o
LS. Perubahan di daerah ini antara musim
panas dan musim dingin biasa sejuk, daripada terlalu panas atau dingin. Tapi di wilayah
benua, seperti bagian tengah Amerika Utara, variasi antara musim panas dan
musim dingin bisa ekstrem. Di daerah yang dianggap tropis, pemukiman di
ketinggian tinggi (contohnya pegunungan Andes) memiliki iklim
sedang.
Ciri-ciri
iklim sedang adalah sebagai berikut:
·
Banyak terdapat gerakan-gerakan
udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup
berubah-ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tiba-tiba.
·
Amplitudo suhu tahunan lebih besar
dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada
daerah iklim tropis.
d)
Iklim dingin : terletak pada lintang
601/2o – 90o
LU dan 661/2
o – 90o
LS. Di
daerah ini musim dingin berlangsung lama, musim panas yang sejuk berlangsung
singkat, udaranya kering, tanahnya selalu membeku sepanjang tahun, saat musim
dingin seluruh tanah ditutupi es, memiliki jenis vegetasi berupa lumut-lumutan
dan semak-semak.
Ciri-ciri
iklim tundra adalah sebagai berikut:
·
Musim dingin berlangsung lama
·
Musim panas yang sejuk berlangsung
singkat.
·
Udaranya kering.
·
Tanahnya selalu membeku sepanjang
tahun.
·
Di musim dingin tanah ditutupi es
dan salju.
·
Di musim panas banyak terbentuk rawa
yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah.
·
Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan
semak-semak.
·
Wilayahnya meliputi: Amerika utara,
pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara
Siberia.
Sedangkan
ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut:
·
Suhu terus-menerus rendah sekali
sehingga terdapat salju abadi.
·
Wilayahnya meliputi: kutub utara,
yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.
2. Iklim
Koppen
Iklim in didasarkan pada curah hujan dan suhu.
Sistem
ini dikembangkan oleh Wladimir Köppen, seorang ahli iklim Jerman, sekitar tahun
1884 (dengan beberapa perubahan oleh Köppen, tahun 1918 dan 1936). Koppen
menamai iklimnya berdasarkan alphabet dari huruf A-E.
a)
Iklim A (Tropis)
Iklim bersuhu pada bulan-bulan terdinginnya mencapai 18o
C. Curah hujan mencapai 2000 mm/ tahun. Indicator vegetasinya terdapat tumbuhan
yang peka terhadap suhu yang tinggi seperti kelapa,nipah dll.
·
Af
(hutan hujan tropis) : Mengalami kelembaban 60 mm (2.4 in) ke
atas sepanjang 12 bulan. Iklim ini terjadi pada garis lintang 5-10° dari
khatulistiwa. Di beberapa wilayah pantai timur, dapat pula mencapai 25° dari
khatulistiwa. Iklim ini didominasi oleh Sistem Tekanan Rendah Doldrums
sepanjang tahun, oleh sebab itu tidak mengalami perubahan musim.
Contoh:
·
Singapura
·
Am (tropis sedang) : iklim basah
tropis dengan musim kering yang singkat. Jumlah endapan hujannya seperti Af
namun musimnya seperti Aw.
·
Aw (sabana tropis) : iklim ini memiliki curah
hujan kurang dari 60mm sekurang-kurangnya satu bulan.
b)
Iklim B ( kering)
Iklim ini mengalami penguapan yang lebih besar dibanding
jumlah hujan yang diterima sebab sedikitnya vegetasi. Tidak ada kelebihan air
yang dapat disimpan.
c)
Iklim C ( iklim sedang)
Suhu pada bulan-bulan terdinginnya mencapai -3o
C – 8o C. Curah hujan mencapai 350 – 1000 mm/tahun.
·
Cf : iklim hujan sedang, panas namun tanpa musim
kering.
·
Cw : iklim hujan sedang, panas dengan musim
dingin yang kering.
·
Cs: iklim hujan sedang, panas dengan musim panas
yang kering.
d)
Iklim D ( hutan salju)
Suhu terdingin mencapai kurang dari -3o
C. Curah hujan 400 – 750 mm/tahun. Kenampakan yang dapat diamati yakni
penutupan salju pada lapisan tanah yang beku di beberapa bulan yang dingin.
·
Df : iklim dingin namun basah.
·
Dw : iklim dingin dengan musim dingin yang
kering.
e)
Iklim E ( kutub ).
Suhu rata-rata pada bulan terpanas lebih kecil
dari 10o C. Curah hujan kurang lebih 250 mm/tahun.
·
Et : iklim tundra dengan suhu terpanas > 0o
namun < 10o C.
·
Ef : iklim salju abadi dengan suhu rata-rata
semua bulan dibawah 0o C.
3. Iklim Schmidt – Fergusson
Iklim ini berdasarkan perbandingan bulan basah
dan bulan kering. Yaitu dengan menggunakan rumus :
Q = ∑ bulan kering × 100 %
∑ bulan basah
Klasifikasi
|
Hasil perbandingan
|
Keterangan
|
A
|
0 %– 14,3%
|
Sangat basah
|
B
|
14,3% – 33,3%
|
Basah
|
C
|
33,3 % – 60%
|
Agak basah
|
D
|
60 % – 100%
|
Sedang
|
E
|
100% – 167%
|
Agak kering
|
F
|
167 % - 300%
|
Kering
|
G
|
300 % – 700%
|
Sangat kering
|
H
|
>700%
|
Ekstrim kering
|
4. Iklim Junghun
Junghun membagi iklim di Pulau Jawa secara
vertikal menurut jarak ketinggian dari permukaan laud an vegetasi yang terdapat
di daerah tersebut.
a.
Panas : 0 – 600 m dari laut. Vegtasi : kelapa, padi, coklat, tebu.
b.
Sedang : 600 – 1500 m dari laut. Vegetasi : padi,
coklat, kopi, tembakau.
c.
Sejuk : 1500 – 2500 m dari laut. Vegetasi : kopi, the,
pinus, cemara, sayuran.
d.
Dingin : <2500 m dari laut. Vegetasi : lumut.